Sebentuk

Aku tak begitu ingat bagaimana awal jumpa denganmu, gadis yang begitu menggebu-gebu ketika membahas Palestina. Ada pancaran sinar yang begitu benderang tiap kali menatap mata kecilmu yang ada di balik kaca mata.

Kau unik dan penuh semangat dalam banyak hal, terlebih tentang semangat mengembara. Kembara ilmu yang kau tapaki berbekal iman taqwa.

Tapi kau pun hanyalah manusia biasa, bukan? Pernah tanpa direncana, kita bersua di antara rak-rak buku di lantai tiga. Baru kala itu, aku duduk persis di sebelahmu. Badanmu yang biasanya berdiri tegap dan memang jauh lebih tinggi dariku, seakan begitu lelah. Sesekali nafasmu terhela begitu panjang, seperti ada hal yang buatmu tak nyaman.

Sampai pada satu kalimat, ‘Ka…, aku juga butuh nasehat, aku butuh diingatkan’, lalu seketika air yang sempat tertahan pun tumpah, meruah di pipimu.

Dari ceritamu yang tak seperti biasanya kala itu, aku semakin menyadari bahwa kita berkelana, memburu ilmu perlu guru agar perjalanan kita lebih terarah. Dari tangisanmu kala itu, aku semakin memahami bahwa kita berjalan butuh kawan agar tak dinikmati seorang diri anugerah Ilahi.

Selamat berjuang shalihah, ini adalah sebentuk cinta untukmu. Selamat melanjutkan mimpi-mimpimu! Selamat mengembara ke seluruh belahan dunia dengan bidikan lensamu!

Allah, titip serangkaian doa dan tetes air mata rinduku untuknya.

Depok, 12 September 2015

-terima kasih bijaksana, kita melompat lebih tinggi untuk sebuah kisah klasik di masa depan-

Leave a comment